Proyek Jembatan Gantung Mbah Buto Rampung, Menteri Basuki: Permudah Askes Warga ke Sekolah, Pasar dan Tempat Kerja – Okezone Economy


JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan Jembatan Gantung Mbah Buto sebagai akses konektivitas antar desa di Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan jembatan gantung merupakan infrastruktur kerakyatan akan memperlancar mobilitas dan memangkas waktu tempuh antar desa yang sebelumnya harus memutar jauh karena terpisah oleh kondisi geografis, seperti lereng, bukit, jurang, ataupun sungai.
 BACA JUGA:PUPR Buka Tender Kantor Sekretariat Presiden dan Jalan Tol di IKN Senilai Rp4,9 Triliun
“Hadirnya jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat perdesaan menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antar warga,” kata Menteri Basuki pada keterangan tertulisnya, Rabu (27/7/2022).
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.3 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur – Bali David Rachmat Prabowo mengatakan pembangunan Jembatan Gantung Mbah Buto merupakan bagian dari paket pekerjaan pembangunan Jembatan Gantung Kaliregoyo Cs yang dibangun pada 2020-2021.
Selain Jembatan Gantung Mbah Buto, terdapat dua jembatan gantung lainnya yang juga sudah selesai, yakni Jembatan Gantung Kaliregoyo di Kabupaten Lumajang dan Jembatan Gantung Ngares di Kabupaten Trenggalek.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display(“div-gpt-ad-1510661249458-0”); });

“Untuk tiga buah jembatan tersebut, anggaran pembangunannya sebesar Rp17 miliar. Untuk Jembatan Mbah Buto mulai kontrak November 2020 dan sudah selesai Juni 2021 dengan nilai kontrak Rp2,8 miliar,” ucap David Rachmat.
Jembatan Gantung Mbah Buto membentang di atas Sungai Seloemboeng dengan panjang 60 meter.
Konstruksi jembatan gantung berupa rangka baja simetris yang dilengkapi struktur pondasi strauss pile diameter 40 cm dengan mengandalkan sling hanger sebagai perkuatan pada lantainya.
David Rachmat menambahkan, sesuai dengan peruntukannya Jembatan Mbah Buto dikhususkan untuk warga yang berjalan kaki ataupun menggunakan kendaraan bermotor roda dua.
Jembatan ini tidak boleh dilewati oleh kendaraan roda 4, kecuali keadaan urgent untuk ambulans.
“Ini merupakan pembangunan jembatan baru atas usulan masyarakat karena sebelumnya harus memutar atau menyeberangi sungai. Jembatan ini diperkirakan memiliki usia konstruksi sekitar 50 tahun dengan catatan pemeliharaannya baik,” pungkas David Rachmat.
Berita Terkait
Bagikan Artikel Ini
Berita Lainnya
© 2007 – 2022 Okezone.com,
All Rights Reserved

source


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *