Bisnis Saratoga Investama (SRTG) Diprediksi Ciamik, Apa Rekomendasi Analis? – Investasi Kontan


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID –   JAKARTA. Prospek bisnis dan kinerja PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) diprediksi cerah pada tahun 2022. Hal ini sejalan dengan portofolio investasi SRTG yang dominan berada di sektor strategis, seperti energi, logam serta energi terbarukan, dan infrastruktur.
Sebagaimana diketahui, SRTG mempunyai kepemilikan di PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Per 31 Mei 2022, SRTG menggenggam 15% saham ADRO, lalu 16,91% kepemilikan di MDKA, dan 31,26% di TBIG.
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, SRTG menarik seiring dengan investasinya pada bisnis energi serta logam mulia dan energi terbarukan.
“Energi dan logam masih prospektif untuk jangka menengah seiring peningkatan permintaan komoditas,” kata Cheril saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (20/7).
Selain itu, restrukturisasi kepemilikan di TBIG juga semakin memperkuat keuangan perusahaan. Mengingat, SRTG memperoleh dana tunai Rp 2,1 triliun untuk mengganti kepemilikannya di TBIG yang berkurang menjadi 31,26% dari sebelumnya 34,23% akibat restrukturisasi ini.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham dari Sejumlah Analis untuk Perdagangan Hari Ini (6/7)
SRTG juga dinilai menarik karena melengkapi portofolionya dengan berinvestasi di perusahaan penyewaan kendaraan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX). SRTG menjadi pemegang saham pengendali MPMX dengan porsi kepemilikan 56,59% per 30 Juni 2022.
“Bisnis MPMX tergolong menjanjikan seiring naiknya mobilitas masyarakat dan pemulihan ekonomi,” ucap Cheril.
Cheril merekomendasikan buy SRTG dengan target harga Rp 2.600 per saham untuk jangka pendek hingga menengah. Pada perdagangan Rabu (20/7), harga SRTG melesat 4,31% menjadi Rp 2.420 per saham.
Dalam riset tanggal 2 Juni 2022, Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan juga menginisiasi SRTG dengan rekomendasi buy. Ia menetapkan target harga jangka panjang SRTG di Rp 4.300 per saham.

 

new TradingView.widget({“width”: “100%”,”height”: 350,”symbol”: “IDX:SRTG”,”interval”: “D”,”timezone”: “Asia/Jakarta”,”theme”: “light”,”style”: “1”,”locale”: “en”,”toolbar_bg”: “#f1f3f6″,”enable_publishing”: false,”allow_symbol_change”: true,”save_image”: false,”container_id”: “tradingview_fasrtg922”});


 
Hasan memprediksi, keuntungan SRTG pada tahun 2022 akan semakin baik karena didukung oleh peningkatan dividen ADRO, TBIG, dan MPMX. Pada tahun ini, ADRO memberikan dividen sekitar US$ 650 juta karena ADRO mencatat laba bersih US$ 933 juta pada 2021 atau naik enam kali lipat dari angka tahun sebelumnya.
Untuk tahun 2022, ADRO diperkirakan dapat mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang lebih kuat. Pasalnya, perusahaan menargetkan volume penjualan yang jauh lebih tinggi di tengah harga batubara yang juga tinggi.
Baca Juga: Investasi, Merger dan Akuisisi (M&A) Semester I Turun dari Level Rekor Tahun Lalu
BRI Danareksa Sekuritas mengestimasi ADRO dapat membukukan laba bersih US$ 1,2 miliar pada 2022 atau naik 36,9% year on year (yoy). “Dengan asumsi ADRO akan menetapkan rasio pembayaran dividen 70%, maka total dividen yang diberikan adalah sebesar US$ 894 juta,” tutur Hasan.
Dari MPMX, SRTG memperoleh total dividen Rp 417 miliar yang dibayarkan pada pertengahan Juni 2022. Sepanjang 2021, laba bersih MPMX melesat 208% menjadi Rp 412 miliar dari sebelumnya Rp 135 miliar. Sebagai hasilnya neraca keuangan MPMX menjadi kuat dengan posisi kas mencapai Rp1,84 triliun per 31 Desember 2021.
Di TBIG, BRI Danareksa Sekuritas meyakini, laba bersih TBIG akan terus meningkat dan perusahaan akan secara konsisten memberikan dividen yang cukup besar kepada investornya. Pada 2022, TBIG diprediksi dapat mencatatkan laba bersih Rp 1,6 triliun.
“Saya memperkirakan SRTG akan menghasilkan arus kas yang besar dengan kontribusi dari pendapatan dividen Rp 2,3 triliun, kombinasi dari dividen MPMX, ADRO, dan TBIG,” tutur Hasan.
Hasan mengestimasi, laba bersih (inti) SRTG dapat mencapai Rp 1,49 triliun pada tahun 2022. Jumlah tersebut melesat 206% dari laba bersih (inti) tahun 2021 yang sebesar Rp 486 miliar.
Dalam JP Morgan Asia Pacific Equity Research tanggal 6 Juni 2022, Analis Henry Wibowo juga memberikan rekomendasi overweight untuk SRTG. Ia menetapkan target harga jangka panjang Rp 3.950 per saham.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Hari Ini (9/6): 12 Saham Untuk Ide Trading dan Investasi
Henry menyoroti investasi SRTG pada MPMX yang diperkirakan akan terus berkembang ke depannya. Hal ini sejalan dengan adanya kemitraan strategis yang dijalin oleh MPM Rent, unit rental mobil MPMX dengan CARRO yang merupakan unicorn marketplace otomotif di Asia Tenggara.
CARRO berinvestasi Rp 784 miliar (US$ 54 juta) untuk mengambil alih 50% kepemilikan MPM Rent. Unit rental mobil ini mempunyai 13.000 unit dengan 2.500 pengemudi.
Kemitraan strategis dengan CARRO bertujuan untuk menciptakan ekosistem otomotif unik yang terintegrasi secara offline dan online. Perusahaan akan menawarkan produk dan layanan yang komplit menggunakan marketplace, mulai dari penyewaan, pembiayaan, hingga asuransi yang menyasar B2B dan B2C.
“Saya juga yakin SRTG akan menjadi penerima manfaat utama dari supercycle komoditas yang sedang berlangsung,” kata Henry. Investasi SRTG juga akan kian tumbuh didorong oleh pengembangan energi hijau, hilirisari, dan teknologi baru.

Selanjutnya: Diagnos Laboratorium (DGNS) Absen Bagikan Dividen Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

source


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *