Menulis itu Membahagiakan
Selanjutnya
Tutup
Saya pilih Motor Ojol (Ojek Online) sebagai moda transportasi traveling di Bali. Ini sudah saya lakukan sejak traveling di Bali selama 5 bulan pada tahun lalu di masa pandemi (Juli – November 2021). Demikian juga pada Traveling ke Bali selama seminggu pada bulan Juli lalu dan ketika kembali ke Bali pada Agustus 2022 ini.
Walau saya bisa menyetir mobil dan mengendarai motor, TAK pernah terpikirkan untuk SEWA (Rental) mobil atau motor untuk traveling di Bali. Sebagai “Solo Traveler” hal itu bukan pilihan yang baik… tanpa teman perjalanan (yang bisa bantu navigasi), sulit untuk salah jalan dan tersasar dalam menuju lokasi wisata. GPS dan Google map tak selalu bisa diandalkan di tempat2 yang jauh dari lokasi parawisata populer. Apalagi orientasi arah saya kurang baik (selama ini banyak mengandalkan istriku Amalia Pandji untuk memberitahu arah saat menyetir mobil di Jakarta).
Salah jalan dan tersasar di tempat yang “asing’… Hal itu akan menghabiskan waktu dan tenaga serta “merusak mood” traveling. Itu bukan jenis “petualangan” yang kuinginkan.
Lebih baik, “duduk manis” dan “percayakan pada ahlinya : driver” untuk memastikan kita sampai pada tujuan yang diinginkan.
Ada 3 alasan mengapa saya memilih Motor Ojol :
1) Lebih murah dibanding mobil taxi online. Paling sedikit setengah harganya.
2) Lebih cepat. Seiring dengan bangkitnya parawisata Bali dengan makin banyaknya wisatawan berdatangan,
kini lalu lintas di Bali (Ubud, Uluwatu) makin macet. Sebetulnya ini bagus buat Bali : Macet = Banyak Wisatawan. Memilih moda motor akan banyak menghemat waktu
3) Dengan naik Motor, saya lebih “peka” dengan kondisi sekitar. Beda dengan naik mobil yang nyaman karena ber-AC dan bisa duduk enak (terkadang buat tertidur saat jalanan macet). Naik motor itu “keluar dari zona nyama”. Terik panas matahari (apalagi jika pakai helm, makanya saya lebih pilih pakai Udeng Bali untuk rute perjalanan yang dekat), tidak nyamannya duduk di boncengan motor serta harus waspada dari resiko jatuh yang ‘memacu adrenalin”… semua itu membuat mustahil untuk tertidur saat diboncengi naik motor.
“Ketidaknyamanan” dan resiko keselamatan ini justru membuatku lebih banyak “sadar” mengamati (mindful) dan mendapat ide-ide baru… Saya menyebutnya “motorcycle inspirations”
Sudah puluhan kali saya diantar Motor Ojol di Bali. Alhamdulillah, semuanya lancar dan selamat. Driver ojol-nya “drive safely” dan friendly. Sebagai pecinta foto, kadang saya minta difotokan dan mereka dengan senang hati membantu.
Atas “service excellence” (termasuk telah mengantarku ke tempat tujuan dengan selamat) itu, saya biasa melebihkan pembayaran. Walau tips hanya seribu dua ribu rupiah, mereka sangat berterimakasih. Senang dapat ‘berbagi” selama Traveling.
Mungkin dari puluhan kali, hanya 3 kali mengalami pengalaman tak menyenangkan naik motor ojol. Satu kali drivernya tidak sopan dan dua kali naik motornya “sangat ngebut”… sampai membuat saya yang memboncengnya hampir terjatuh… bahkan jika saya terjatuhpun, saya yakin ia tak sadar saking ngebutnya.